3 jenis pengobatan untuk pasien penyakit parkinson

banner 468x60

TEMPO.CO, Jakarta – Dokter spesialis saraf dari RS Siloam Kebon Jeruk, Frandy Susatia menjelaskan jenis obat dan terapi untuk pasien penyakit Parkinson. Menurutnya, obat bisa meningkatkan atau menggantikan dopamin dalam tubuh.

Jenis obat yang mungkin diresepkan dokter antara lain antikolinergik untuk mengurangi tremor, Levodopa untuk mengatasi gangguan gerak dan tremor, serta agonis dopamin untuk menggantikan fungsi dopamin di otak. Jenis terapi yang direkomendasikan antara lain terapi fisik, terapi wicara, psikoterapi, dan terapi okupasi.

banner 336x280

Ada tiga jenis perlakuan yang dapat digunakan pada pasien penyakit Parkinson melalui obat-obatan, terapi fisik dan metode bedah. Metode utama pengobatan penyakit Parkinson adalah pengobatan. Dokter mungkin meresepkan berbagai obat yang bertujuan mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Fisioterapi menjadi bagian penting dalam pengelolaan penyakit Parkinson. Terapis fisik akan bekerja dengan pasien untuk mengembangkan program latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi gerakan. Latihan pengkondisian dan keseimbangan dapat membantu pasien meningkatkan mobilitas dan mengurangi risiko terjatuh.

Ada juga operasi stimulasi otak dalam (DBS) untuk mengurangi gejala penyakit Parkinson yang tidak dapat dikendalikan oleh pengobatan. Prosesnya melibatkan penanaman elektroda tipis ke area otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan.

Teknologi membantu pasien penyakit Parkinson
“Sekarang sudah menjadi tren penggunaan perangkat yang dapat dikenakan “Ibarat jam tangan yang bisa digunakan untuk mengatur kebutuhan sehari-hari seseorang,” kata Frandy.

Periklanan

Jam tangan dapat mengontrol waktu tidur, istirahat yang cukup, mengingatkan jadwal pengobatan, kinetometer yang menghitung jumlah getaran yang dialami untuk membantu dan mengontrol penderita penyakit Parkinson. Selain menggunakan perangkat yang dapat dipakai, juga menjelaskan sedikit tentang stimulasi otak dalam (DBS) yang berfungsi mencegah keparahan penyakit Parkinson. Menurutnya, DBS dilakukan pada tahap awal penyakit Parkinson agar penyakitnya tidak bertambah parah.

“Jika DBS dilakukan pada pasien parkinson stadium lanjut maka risiko operasinya tinggi, kualitas hidup pasien juga akan menurun (tidak bisa bergerak, tidak bisa menelan),” tambah Frandy.

Ia menjelaskan, ada tiga tujuan DBS, antara lain mengurangi komplikasi motorik, mengurangi dosis obat yang dikonsumsi, dan mengatasi tremor. Secara umum, pengobatan penyakit Parkinson memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan kolaborasi antara dokter, fisioterapis, terapis okupasi, dan tim medis yang komprehensif.

Setiap pasien penyakit Parkinson memiliki kebutuhan khusus, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis pengobatan penyakit Parkinson untuk menentukan strategi pengobatan terbaik berdasarkan kondisi dan kebutuhan pasien. Grup Rumah Sakit Siloam saat ini dilengkapi dengan peralatan untuk mengobati penyakit Parkinson.

Pilihan Editor: Penelitian menunjukkan manfaat bermain tenis meja dalam mengatasi masalah saraf



Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *